Apakah anda merasa terbantu dengan informasi yang di tampilkan?

Jumat, 23 Februari 2018

Sejarah Desa Silampayang Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong



Sejarah Desa Silampayang

Pada tahun 2006 Tokoh Masyasakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Perempuan dan Toko Pemuda dusun II  Labuan Desa Posona serta Pemerintah Desa Posona, mengadakan musyawara desa  tentang pemekaran Desa Posona, ide ini timbul karena melihat Wilaya Desa Posona terlalu luas dengan jumlah penduduk 1.100 KK yang tersebar di 5 (lima) Dusun, sehingga peserta musyawarah menyepakati ,Desa Posona di bangi menjadi 2 (dua) Desa masing-masing:
1.  Desa posona sebangai desa induk terdiri dari 5 Dusun:
-           Dusun I Posona
-           Dusun II Posona
-           Dusun III Silandar
-           Dusun IV Bampres
-           Dusun V Despot
-           Dusun VI TSM
2. Desa Silampayang sebangai desa pemekaran terdiri dari 6 Dusun:
-           Dusun I Darmaga
-           Dusun II Silampayang
-           Dusun III Silampayang
-           Dusun IV Labuan
-           Dusun V Pangkoan
-           Dusun VI Sinoutu

1.2         Kondisi Geografis dan Demografis
a.    Kondisi Geografis
 Desa Silampayang Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong Propinsi Sulawesi Tengah ini memiliki luas Wilayah sebesar 1.830,49 ha. Adapun batas-batas administratif Desa Silampayang adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara             :Desa Tada Selatan
Sebelah Selatan           :Desa Posona
Sebelah Barat              :Desa Posona
Sebelah Timur             :Desa Tomini
Kondisi geografis Desa Silampayang berada pada ketinggian 3 m dari permukaan laut dengan suhu rata-rata 30
Jarak Orbitasi Desa Silampayang sebagai berikut:
Jarak Dari ibu kota kecamatan            : 12 Km
Jarak Dari ibu kota kabupaten                        : 110 Km
Jarak Dari ibu kota kabupaten                        : 145 Km
b.   Kondisi Demografis
1.      Luas Desa
TANAH SAWAH  
Sawah Irigasi ½ Theknis         =                     Ha
Sawah Tadah Hujan                =         28        Ha
TANAH KERING           
Tegal/ladang                =          15,5     Ha
Pasang surut                =          16,15   Ha
TANAH BASAH
Tanah rawa                              =         14,75   Ha
Tanah surut                              =         5,5       Ha
TANAH PERKEBUNAN
Tanah perkebunan rakyat        =         750,5   Ha
Tanah perkebunan Negara       =                     Ha
Tanah perkebunan  swasta       =                     Ha
TANAH FASILITAS UMUM
Kas desa                                  =                     Ha
Lapangan                                =         4,35     Ha
Perkantoran pemerintah           =         1,75     Ha
Lainnya                                    =                     Ha
TANAH HUTAN
Hutan lindung                          =                     Ha
Hutan produksi                       =   675            Ha
Hutan konservasi                     =                     Ha
JUMLAH                                 = 1.830           Ha



1.3    Kondisi Sosial Budaya dan Ekonomi
1. Mata Pencaharian
Tabel. 1.3 Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian

Mata Pencaharian

Jumlah Jiwa
Karyawan

·         Pegawai Negeri Sipil (PNS)
4
·         Swasta
20
Wiraswasta
·         Petani
1300
·         Tani

·         Pengrajin

·         Pedagang
31
·         Peternakan
10
·         Nelayan
215
·         Montir
6
·         Tenaga Kesehatan
2

2.      Jenjang Pendidikan
Tabel. 1.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Pendidikan
Jumlah jiwa
Belum sekolah
541
Sekolah dasar  (SD)
861
Sekolah menengah pertama (SMP)
276
Sekolah menengah atas (SMA)
182
Akademi (D1-D3)
10
Sarjana
9

3.      Agama
Tabel 1.6 Jumlah penduduk berdasrkan Agama
Agama
Jumlah Jiwa
Islam
1.701
Kristen
175
Hindu
5
Budha
-
Lain-lain
-





Kamis, 22 Februari 2018

KEPEMIMPINAN KEPALA DESA DALAM MENYELENGGARAKAN PEMERINTAHAN DI DESA SILAMPAYANG KECAMATAN KASIMBAR KABUPATEN PARIGI MOUTONG (Oleh Widarti)



LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH
KULIAH KERJA NYATA PROFESI INTEGRAL TEMATIK POSDAYA
ANGKATAN 67 SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2013/2014
UNIVERSITAS TADULAKO
KEPEMIMPINAN KEPALA DESA DALAM MENYELENGGARAKAN PEMERINTAHAN DI DESA SILAMPAYANG  KECAMATAN KASIMBAR KABUPATEN PARIGI MOUTONG
DESA                          :          SILAMPAYANG
KECAMATAN             :           KASIMBAR
KABUPATEN            :           PARIGI MOUTONG  

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) Profesi Integral Tematik Posdaya
Universitas Tadulako Angkatan 68 Semester Genap
Tahun Akademik 2013/2014

Disusun Oleh


WIDARTI
Stb. B 401 10 138

PUSAT PENGEMBANGAN WILAYAH DAN KULIAH KERJA NYATA
LEMBAGA PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2014


KATA PENGANTAR

           Puji Syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penyusunan laporan akhir ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

           Adapun isi laporan yang Penulis susun dengan sesuai data yang Penulis peroleh melalui hasil observasi, wawancara dan pelaksanaan kegiatan program kerja selama berada di lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Silampayang, Kecamatan Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong.

           Sebagai insan akademis dalam dunia pendidikan yang sekian tahun menimba ilmu di perguruan tinggi, Penulis selaku mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Profesi Integral Tematik Posdaya Angkatan 68 Semester enapl Tahun Akademik 2013/2014 yang berlokasi di Desa Silampayang menyampaikan terima kasih kepada:
1.    Bapak Prof.Moh. Basir. SE.M.S Rektor Universitas Tadulako Palu
2.    Seluruh Pembantu Rektor Universitas Tadulako Palu
3.    Bapak Dr. Ghazali Lembah, M.Pd Dekan Universitas Tadulako Palu
4.    Seluruh Staf Pengajar Universitas Tadulako Palu
5.    Bapak Ir. Ridwan, MP Ketua Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Tadulako
6.    Seluruh Panitia Pelaksana Kuliah Kerja Nyata Profesi Integral Tematik Pos Pemberdayaan Keluarga Universitas Tadulako Angkatan 67 Semester Tahun Akademik 2012/2013 atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan
7.    Seluruh Dosen Pembimbing Lapangan Kuliah Kerja Nyata Profesi Integral Tematik Pos Pemberdayaan Keluarga Universitas Tadulako Angkatan 68 Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014
8.    Bapak Riswan S.pd mmpd selaku Camat Kasimbar.
9.    Bapak Haseng Baho Penjabat kepala Desa Silampayang dan perangkat-perangkat desa serta masyarakat desa Silampayang..
10.  Kepada seluruh rekan-rekan mahasiswa KKN, terima kasih atas kekompakannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini, masih terdapat kekeliruan-kekeliruan dari segi tata bahasa, cara penulisan, maupun isinya. Oleh karena itu, Penulis sangat  mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi penyempurnaan laporan ini.

Akhirnya Penulis mengucapkan terima kasih, semoga segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan mendapat imbalan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.







Silampayang,  22 Meii 2014
                                                      Penulis,



                                                                          WIDARTI
   B 401 10 138



 


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL                                                                                      
HALAMAN PENGESAHAN                                                             
KATA PENGANTAR  
DAFTAR ISI  
  BAB I PENDAHULUAN
1.1    Latar belakang    …………………………           1
1.2    Rumusan Masalah          …………………          4
1.3    Maksud dan Tujuan   ...................................     4
1.4    Manfaat Penelitian   ....................................      5
1.5    Metode yang digunakan   ...........................      5
BAB II  TINJAUAN PUSTAKA                                  
2.1  Kepemimpinan     .......................................        6
2.2 Tipe Kepemimpinan          ....................................8
2.3  Pemerintahan Desa         …………………..…….11       
BAB III         GAMBARAN UMUM LOKASI KKN
                        3.1   Sejarah  Desa   .........................................        14
  3.2   Kondisi Geografis  Dan Demografis   ...........     15
                        3.3   Kondisi Sosial budaya Dan Ekonomi..................17
BAB IV            PEMBAHASAN
4.1   Sifat -sifat Pemimpin Menurut Para Ahli           21
         4.2   Kepemimpinan Kepala Desa Silampayang Dalam,     Menyelenggarakan Pemerintahan……………    21
             4.3  Bagaimana Kepemimpinan Kepala Desa Silampayang
 BAB V PENUTUP
                        5.1   Kesimpulan  ................................................        25
5.2   Saran      ............................................................ 26
 DAFTAR PUSTAKA :




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kelahiran Undang-Undang nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang kemudian direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, merupakan tuntutan atas pengalaman penyelenggaraan otonomi daerah dalam urusan pemerintahan dan pembangunan pada masa lampau yang sangat kuat dan tersentralisasi di pusat. Dengan ditetapkannya undang-undang tersebut telah menggeser paradigm pembangunan, dari awalnya terpusat pada pemerintah pusat ke arah otonomi daerah, dimana otonomi diletakkan pada kabupaten/kota, yang bermakna bahwa daerah telah diserahi kewenangan untuk mengurus dan mengelolah daerahnya sendiri berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Semangat otonomi daerah ini, keberhasilannya banyak bergantung pada sumber daya(alam dan manusia) pada masing-masing daerah.
Maksud dan tujuan pemberian otomoni kepada daerah adalah untuk meningkatkan daerah yang bersangkutan mengatur urusan rumah tangganya sendiri. Olehnya itu masing-masing daerah mempunyai otonomi tersendiri sesuai dengan kebijakan-kebijakan atau peraturan-peraturan yang sedang berlaku pada daerah otonomi untuk meningkatkan daya guna dan berhasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Untuk dapat melaksanakan tujuan tersebut, maka kepada daerah perlu diberikan kewenangan untuk meleksanakan berbagai urusan pemerintahan.
Namun disadari bahwa untuk memenuhi dinamika kebutuhan masyarakat yang direalisasi kedalam pembangunan tersebut akan berakibat meningkatnya volume aktivitas pemerintah dan penyelenggaraan tugas-tugas pembangunan yang tentunya memerlukan dukungan dan partisipasi masyarakat yang cukup besar, terlebih dalam penjabaran era otonomi daerah seperti diamanatkan dalam UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, artinya bahwa daerah tersebut harus berpacu dalam memajukan pembangunan yang mempunyai arti dan nilai strategis sebagaia awal peletakan kerangka dasar yang kokoh guna mengahdapi era otonomi daerah.
Perlu diketahui bahwa titik berat pembangunan Negara Indonesia secara substansial diarahakan pada pencapaian daya guna dan hasil guna sebagai gerak utama dalam penyelenggaraan sistim pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan secara prima. Dalam kehidupan modern saat ini, makin terasa betapa pentingnya peranan organisasi terhadap kepentingan manusia, tidak ada seorangpun diantara manusia ini rasanya yang dilahirkan sampai pada saat kematiannya tidak terikat pada organisasi. Hal ini, disamping ketidakmampuan manusia secara fisik dan psikhis dalam mencapai berbagai tujuan, juga akibat sifat keberadaan sebagai mahkluk social yang selalu terdorong untuk bekerja sama dengan individu yang lain. Manusia disamping dikuasai oleh egonya, mereka akan merasa berbahagia apabila keberadaannya dapat diterima oleh lingkungannya, hidup bekerja sama dengan manusia lainnya.
Pemimpin dan manajer, terutama pemimpin paling atau dan top manajer merupakan factor penentu dalam sukses atau gagalnya suatu organisasi dan usaha. Baik di dunia bisnis maupun dunia pendidikan, kesehatan, perusahaan,relegi, social, politik, pemerintahan Negara, dan lain-lain. Kualitas pemimpin menentukan keberhasilan lembaga atau organisasinya, sebab pemimpin dan manager yang sukses itu mampu mengelola organisasi, bias mempengaruhi secara konstruktif orang lain, dan memajukan jalan serta perilaku benar yang harus dikerjakan bersama-sama.
Bentuk kerja sama sekelompok individu dengan berbagai macam ikatan dalam mencapai tujuan bersama itulah pada haklikatnya disebut organisasi. Kata organisasi selalu mengandung dua macam pengertian secara umum, yaitu menandakan (signifies) suatu lembaga(institution) atau kelompok fungsional dan yang lain mengandung arti proses pengorganisasian dalam hal ini, pekerjaan diatur dan dialokasiakan diantara para anggota organisasi, sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien. Sedangkan organisasi sebagai sebuah lembaga seperti rumah sakit, sekolah-sekolah, kantor-kantor pemerintah, dan sebagainya.
Seorang pemimpin yang profesional pasti mampu mengatisipasi perubahan yang tiba-tiba, dapat mengoreksi kelemahan-kelemahan dan sanggup membawa organisasi kepada sasaran dalam jangka waktu yang sudah ditetapakan. Ringkasnya pemimpin dan manajer mempunyai kesempatan paling banyak untuk mengubah “jerami menjadi emas”, atau justru sebaliknya jika pemimpin salah langkah dan tidak bijaksana. Sehubungan dengan ini, manajeman merupakan kunci bagi suksesnya pemimpin dalam mengelola suatu organisasi, sedang kepemimpinan menjadi kunci pembuka bagi suksesnya organisasi.
Untuk membantu pimpinan di dalam mengorganisir suatu organisasi secara tepat, diperlukan adanya suatu esensi pemikiran yang teoritis, seperti konsepsi klasik tentang struktur organisasi, hirarki, kewibawaan dan mekanisme demi pencapaian, koordinasi di lingkungan  organisasi. Pimpinan juga perlumemahami teori organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menngambarkan (depict) hubungan kerjasama antara struktur dan hasil (outcomes) sebuah organisasi.
Disamping itu agar para pimpinan dapat memahami, mengantisipasi dan memperbaiki konflik yang terjadi di lingkumgan suatu organisasi yang dipimpinnya, pimpinan perlu mempelajari teori dimensi system social (social system theory), pimpinan diharapkan agar mampu untuk melakukan analisis terhadap kehidupan informal dan iklim atau suasana organisasi.
Dengan memahami bermacam-macam teori tersebut diatas, akan sangat bermanfaat bagi para pimpinan didalam memperbaiki organisasi dan operasionalnya. Studi keberhasilan suatu organisasi menunjukkan bahwa pimpinan adalah orang yang menentukan focus dan suasana organisasi. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa “Keberhasilan suatu organisasi adalah organisasi yang memiliki pimpinan yang berhasil (Effective leaders)”. Dan pimpinan adalah mereka yang dilukiskan sebagai orang yang memiliki harapan tinggi terhadap staf dan bawahan, pimpinan adalah mereka yang banyak mengetahui tentang tugas-tugas mereka, dan yang menentukan suasana untuk organisasi.
Kualitas pimpinan sangatlah penting di dalam keberhasilan organisasi. Hal tersebut juga sangat dirasakan oleh masyarakat di Desa Silampayang Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong. Dalam melaksanakan tugasnya, jiwa kepemimpinan sangatlah mutlak diperlukan sehingga tugas yang dibebankan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapakan.
Bertitik tolak dari latar belakang tersebut diatas, maka penulis melakukan penelitian yang kemudian diaplikasikan dalam sebuah Karya Tulis Ilmiah (KTI), dengan judul “Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Menyelenggarakan Pemerintahan di Desa Silampayang

1.2  Rumusan Masalah
Mengacu pada uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat mengambil suatu rumusan masalah “bagaiman kepemimpinan Kepala Desa Silampayang dalam menyelenggarakan pemerintahan.???”

1.3  Tujuan dan Manfaat
A.    Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai adalah dalam penelitian ini yaitu:
1.      Dari segi keilmuan maka penelitian diharapakn dapat memberikan kontribusi sebagai bahan informasi dalam mendukung proses pengembangan ilmu pengetahuan dibidang Ilmu Pemerintahan.
2.      Dari segi terapan bahwa penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam mendukung proses penelitian.
B.     Manfaat
Adapun manfaat diadakannya penelitian ini yaitu :
1.         Untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Desa Silampayang dalam menyelenggarakan pemerintahan.
1.4 Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanankan dengan melakukan metode survey sebagai upaya dalam mengumpulkan dan menjaring informasi dan data yang berkenan dengan kepemimpinan Kepala Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan di Desa Silampayang Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi  Moutong dengan menggunakan tehnik sebaran kuesioner.
Karliger dalam Sugiono,(2005 : 7), menyatakan: “Penelitian yang dilakukan pada populasi yang jumlah besar maupun kecil, namun data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga dibutuhkan kejadian yang relatif, distributf, dan hubungan-hubungan antar variabel, sosiologis maupun psikologis. Dan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan tidak perlu memerlukan kelompok kontrol, seperti hanya pada metode eksperimen, namun generalisasi yang dihasilkan bisa akurat bila digunakan yang representatif”.
Tipe penelitian yang penulis pergunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu metode penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri yaitu tanpa membuat metode perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Sedangkan kualitatif adalah data yang berbentuk kata, skema dan gambar, artinya suatu metode pemecahan masalh yang diteliti secara sistematis. Dalam hal ini, penulis hanya memfokuskan pada satu permasalahan saja, yaitu tentang analisis kepemimpinan.
Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk mendapatkan dan menyampaikan kata-kata dengan jelas dan teliti. Studi deskriptif  harus lengkap, tanpa banyak detail yang tidak penting, dengan menunjukkan apa yang penting  atau tidak. Dalam konsep Grounded research bahwa suatu cara penelitian bersifat kualitatif menjadi berpengaruh dengan suatu pandangan yang berbeda tentang hubungan antar teori dengan pengamatan. Olehnya dalam penelitian ini diharapkan memberikan hasil yang benar-benar objektif terhadap objek penelitian.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1    Kepemimpinan
Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan amat berat seolah-olah kepemimpinan dipaksa menghadapi berbagai macam factor seperti : struktur atau tatanan, koalisi, kekuasaan, dan kondisi lingkungan organisasi. Sebaliknya kepemimpinan rasanya dapat dengan mudah menjadi suatu alat penyelesaian yang luar biasa terhadap persoalan apa saja yang sedang menimpa suatu organisasi.
Kepemimpinan dapat beperan didalam melindungi beberapa isu pengaturan organisasi yang tidak tepat, seperti pembagian tugas(job description) yang menjadi penghalang tindakan yang efektif, kekurangan berbagai macam sumber, prosedur dianggap buruk, dan sebagainya yaitu problem-problem organisasi yang lebih besifat mendasar.
Kepemimpinan pada dasarnya mempunyai pokok pengertian sebagai sifat, kemampuan, proses atau konsep yang dimiliki oleh seseorang sedemikian rupa sehingga ia diikuti, dipatuhi, dihormati, dan disayangi oleh orang lain dan orang lain itu bersedia dengan penuh keikhlasan melakukan perbuatan atau kegiatan yang dikehendaki oleh seseorang tersebut.
Oleh kerena fungsi sentral kepemimpinan dalam organisasi tersebut, maka dimensi-dimensi kepemimpinan yang bersifat kompleks, perlu dipahami dan dikaji secara terkoordinasi, sehingga fungsi kepemimpinan dapat dilaksanakan secaca efektif. Sebagai salah satu contoh yaitu bagaimana seorana seorang pemimpin dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusai(SDM).
Kalau ditinjau pengertian kepemimpinan (leadership) pendapat dari beberapa sarjana, dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar supaya melakukan pekerjaan bersama menuju kepada suatu tujuan bersama.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, ada seorang sarjana bernama James H. Black, dalam bukunya BintoroTjokroamidjojo (1997 : 10) mengemukakan tentang kepemimpinan sebagai berikut: “Kepemimpinan adalah kemampuan yang sanggup meyakinkan orang  lain supaya bekerja sama dibawa pimpinannya sebagai satu team untuk mencapai atau melakukan tujuan tertentu”.3)
Menurut Tead ( dalam Kartini Kartono, 2003 : 49), menyebutkan: “ Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.”
Dari kedua pengertian yang telah dikemukakan diatas, terdapat beberapa unsur dari kepemimpinan, yaitu:
1.      Adanya orang yang berusaha menanamkan pengarunya dalam hal ini populer disebut pemimpin.
2.      Adanya sejumlah orang yang dipengaruhi atau disebut bawahan.
3.      Adanya tujuan pengaruh yang berusaha ditanamkan seseorang pemimpin kepada orang lain atau bawahan.
Menurut Kimbal Young (dalam A.S. Moenir, 1998 : 50) menyebutkan bahwa:
Kepemimpianan adalah bentuk dominasi yang didasari kemampuan pribadi, yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu; berdasarkan akseptansi/ penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian yang tepat bagi situasi khusus.
Dari beberapa definisi yang telah diuraikan din atas, ditemukan bahwa dalam kepemimpinan itu terdapat unsur-unsur :
1.      Kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok,
2.      Kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain,
3.      Untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah:
1.      Sesuatu yang dimiliki oleh seseorang sehingga orang tersebutmampu menggerakkan orang melakukan perbuatan atau tindakan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
2.      Kepemimpinan itu merupakan suatu kemampuan yang melekay pada diri seorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik faktor intern maupun faktor ekstern.
Berbicara masalah kepemimpinan tidak lengkap jika tidak membicarakan sekaligus subyeknya yaitu pimpinan. Kerena pimpinan merupakan orangorang yang mempunyai kuasa pada suatu organisasi yang menjadi panutan, diteladani dan segala perintahnya selalu dilaksanakan oleh bawahannya.
Menurut A.S. Moenir (1998 : 235) menyebutkan bahwa: “Pemimpin yaitu orang yang karena sesutau sebab dapat memiliki kekuasaan, kewenangan, kewibawaan dan kekuatan lain serta dipatuhi dan diikuti oleh sekelompok orang”.
Dalam lingkungan masyarakat terdapat dua jenis pemimpin, pertama pemimpin formal dan kedua pemimpin informal. Ditinjau dari segi kemasyarakatan, yang disebutpemimpin formal yaitu orang-orang yang menduduki jabatan dalam pemerintahan, sedangkan pemimpin informal adalah orang-orang yang tidak memduduki jabatan pemerintahan tetapi memiliki pengikut, dipatuhi dan ditaati sekelompok orang. Secara populer sebutan demikian identik dengan sebutan “sesepuh” masyarakat.

2.2.  Tipe Kepemimpinan
Tipe kepemimpinan dapat mempengaruhi perjalanan organisasi dalam mencapai tujuannya, dalam pandangan klasik organisasi dapatdigerakkan oleh seseorang dengan rasionya tanpa pertimbangan terhadap kepedulian sosial demi tercapainya tujuan organisasi yang sebelumnya ditetapakn. Max Weber (Henry, 1988 : 135) membagi dalam 3 jenis kepemimpinan, yaitu:
1.      Kepemimpinan kharismatik, yaitu kepemimpinan yang mengandalkan pengaruh seorang pemimpin terhadap anggotanyan, selanjutnya para anggota bertindak diluar akal sehat untk mendukung kebijakan yang diambil yang terkadang bertentangan dengan keinginan anggota atau tujuan organisasi dengan dalih tetap menjaga hubungan yang harmonis antara anggota dan pemimpinnya.
2.      Kepemimpinan tradisionall, yaitu jenis kepemimpinan seperti ini banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur primordialisme dan nepotisme dimana yang menjadi ciri khas adalah tujuan organisasi didasarkan pada keinginan kelompok.
3.      Kepemimpinan rational, yaitu mempunyai kharateristik sangat rasional dan selalu memperhatikan keinginan anggota dalam menentukan tujuan organisasi demi tercapainya sasaran organisasi.
Dari ketiga hal diatas, maka yang cocok dengan kondisi sekarang adalah kepemimpinan yang rasional, dimana dalam pengambilan siatu kebijakan harus mengakomodir semua bertidak sebagai mitra namun kendali organisasi tetap berada pada organisasi tersebut.
Veithzal Rivai (2004 : 56) membagi kepemimpinan dalam tiga tipe yaitu:
1.      Tipe Kepemimpinan otoriter, kepemimpinan tipe ini memposisikan kekuasaan pada satu orang, dimana semua kebijakan dan keputusan yang diambil terletak pada pimpinan dan anggota atau bawahan hanya tinggal menjalankan sja, kepemimpinan semacam ini selalu memandang bawahan adalah kelompok yang rendah.
2.      Kepemimpinan kendali bebas, kepemimpinan hanya berupa symbol atau berupa nasehat bagi anggota atau kelompok dalam organisasi dimana kendali kepemimpinan berada pada keinginan sebagian anggota atau kelompok dalam pengambilan keputusan dan dalam melakukan kegiatan sesuai keinginannya masing-masing.
3.      Kepemimpinan demokratis, tipe ini merupakan seluruh anggota kelompok dalam organisasi, sebagai factor yang penting dan utama karena tipe ini selalu memberikan kesempatan pada setiap anggota kelompok untuk maju, dimana dalam setiap pengambilan keputusan selalu didasarkan atas kehendak bersama.

Selanjutnya Kartini Kartono (2003 : 69-73) tipe kepemimpinan dapat digolongkan menjadi 8, yaitu:
1.      Tipe kharismatis
Tipe pemimpin ini memiliki kekuatan energy, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bias dipercaya.
2.      Tipe partenalistis dan maternalistis
Yaitu tipe kepemimpinan yang kebapakn, dengan sifat antara lain:
a)      Dia mengnggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan.
b)      Dia bersikap terlalu melindungi (overly protective)
c)      Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri
d)      Tidak memberikan atau hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut dan bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri.
e)      Hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif.
f)       Selalu bersikap maha benar dan maha tahu
3.      Tipe militeristis
Sifatnya sik kemiliter-militeran. Hanya gaya luaran saja yang mencontoh gaya militer, tetapi jika dilihat lebih seksama, tipe inoi mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter.
4.      Tipe otokratis
Otokrat berasal dari kata autcs= sendiri;dan kratos=kekuasaan, kekuatan. Jadi otokrat berarti penguasa absolute. Kepemimnan ini mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak harus dipatuhi.
5.      Tipe Laiser Faire
Pada tipe kepemimpinan laissez faire ini, sang pemimpin praktis tidak memimpin ; dia memberikan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya.
6.      Tipe populistis
Kepemimpinan ini berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisional. Juga kurang mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang-hutang luar negeri. Kepemimpinan ini mengutamakn kehidupan Nasionalisme.
7.      Tipe Administratif dan eksekutif
Kepemimpinan yang mampu menyelenggarakn Kepemimpinan yang mampu menyelenggarakn tugas-tugas administrasi secaara efeektif. Sedang para pimpinannya terdiri dari teknokrat dan adteknokrat dan administrator-administratur yang mampu menggerakan dinamika modernisasi dan pembangunan.

2.3.  Pemerintahan desa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengemukakan bahwa kata “Desa” diartikan sebagai: “sekelompok rumah diluar kota yang merupakan kesatuan; kampung;dusun”.
Pengertian Desa di atas sifatnya sangatluas.secara resmi pada beberapa peraturan yang mengatur tentang desa, ditemukan rumusan-rumusan desa sebagaimna dikutip dalam  Taliziduhu Ndraha, sebagai berikut:
a.       Surat edaran menteri Dalam Negeri tanggal 29 April 1969 Nomor 5/1/29, merumuskan: “Desa dan daerah yang setingkat ialah kesatuan masyarakat hukum (rechtsgemeenschap) baik geneologis maupun teritorial yang secara hierarkhis pemerintahannya berada langsung di bawah camat”.
b.      Pasal 1 ayat (a) instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 1976 tentang Bantuan Pembangunan Desa(BPD), dirumuskan: “Desa adalah desa dan masyarakat hukum yang setingkat dengan nama asli lainnya dalam pengertian teritorial administratif langsung di bawah camat”.
c.       Surat keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tahun 1977 tentang penetapan jumlah Desa diseluruh Indonesia, dinyatakan bahwa:
Desa ialah kesatuan organisasi pemerntahan yang terendah, mempunyai batas wilayah tertentu, langsung di bawah kecamatan, dan merupakan kesatuan masyarakat hokum yang berhak menyelenggarakan rumah tangganya."
d.      Pasal 1 Undang-undang Nomor 5 TAHUN 1979 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah, dirumuskan:
Desa ialah suatu yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat, termasuk didalamnya kesatuan masyarakat hokum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakn rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.”
Dalam rumusan desa di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang disebut dengan Desa setidak-tidaknya ditemukan di dalamnya hal berikut:
a)      kesatuan organisasi pemerintahan terendah;
b)      kesatuan masyarakat hokum;
c)       mempunyai batas wilayah yang secara administrative berada langsung di bawah Camat;
d)      Berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri.

Selanjutnya dalam Undang-undang Nomor 12 tahun 2004 dirumuskan mengenai desa sebagaimana dalam ketentuan pasal 1 huruf o sebagai berikut:
Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hokum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam system pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten.

Bila dikaji rumusan-rumusan desa pada dua periode tersebut, yakni pengertian sebelum dan sesudah otonomi daerah, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa sejak diberlakukannya otonomi daerah, desa memiliki keistimewaan-keistimewaan yang mendasar, yaitu:
1.      Penyelenggaraan pemerintahannyamerupakan sub system dan system pemerintahan sehingga memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya dan bertanggungjawab keepada Badan Perwakilan Desa dan menyampaikan laporan pelaksanaan tuugas tersebuat kepada Bupati. Dengan demikian Kepala Desa sebagai pemimpin pemerintahan secara territorial administrative tidak berada langsung di bawah Camat.
2.      Desa dapat melakukan perbuatan hukum, baik hukum public maupun hukum perdata memiliki kekayaan, harta benda dan bangunan serta dapat dituntut dan  menuntut dipengadilan.
3.      Desa memiliki sumber pembiayaan berupa pendapatan desa, bantuan pemerintah dan pemerintah daerah, pendapatan lain-lain yang sah, sumbangan pihak ketiga dan pinjaman desa.

Tugas pemerintahan Desa sesuai dengan Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah, mengakui adanya otonomi yang dimiliki oleh desa dan kepala desa dapat diberikan penugasan ataupun pendelegasian dari pemerintah maupun pemerintah daerah untuk meleksanakan urusan pemerintah tertentu. Dengan demikian  yang menjadi tugas dari desa yaitu mencakup urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa, urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa, tugas pembantuan dari pemerintah dan pemerintah daerah, dan urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan yang diserahkan kepada Desa.





BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI KKN

3.1 Sejarah Desa
Pada tahun 2006 Tokoh Masyasakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Perempuan dan Toko Pemuda dusun II  Labuan Desa Posona serta Pemerintah Desa Posona, mengadakan musyawara desa  tentang pemekaran Desa Posona, ide ini timbul karena melihat Wilaya Desa Posona terlalu luas dengan jumlah penduduk 1.100 KK yang tersebar di 5 (lima) Dusun, sehingga peserta musyawarah menyepakati ,Desa Posona di bangi menjadi 2 (dua) Desa masing-masing:
1.  Desa posona sebangai desa induk terdiri dari 5 Dusun:
-           Dusun I Posona
-           Dusun II Posona
-           Dusun III Silandar
-           Dusun IV Bampres
-           Dusun V Despot
-           Dusun VI TSM
2. Desa Silampayang sebangai desa pemekaran terdiri dari 6 Dusun:
-           Dusun I Darmaga
-           Dusun II Silampayang
-           Dusun III Silampayang
-           Dusun IV Labuan
-           Dusun V Pangkoan
-           Dusun VI Sinoutu

3.2         Kondisi Geografis dan Demografis
a.    Kondisi Geografis
 Desa Silampayang Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong Propinsi Sulawesi Tengah ini memiliki luas Wilayah sebesar 1.830,49 ha. Adapun batas-batas administratif Desa Silampayang adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara             :Desa Tada Selatan
Sebelah Selatan           :Desa Posona
Sebelah Barat              :Desa Posona
Sebelah Timur             :Desa Tomini
Kondisi geografis Desa Silampayang berada pada ketinggian 3 m dari permukaan laut dengan suhu rata-rata 30
Jarak Orbitasi Desa Silampayang sebagai berikut:
Jarak Dari ibu kota kecamatan            : 12 Km
Jarak Dari ibu kota kabupaten                        : 110 Km
Jarak Dari ibu kota kabupaten                        : 145 Km
b.   Kondisi Demografis
1.      Luas Desa
TANAH SAWAH  
Sawah Irigasi ½ Theknis         =                     Ha
Sawah Tadah Hujan                =         28        Ha
TANAH KERING           
Tegal/ladang                =          15,5     Ha
Pasang surut                =          16,15   Ha
TANAH BASAH
Tanah rawa                              =         14,75   Ha
Tanah surut                              =         5,5       Ha
TANAH PERKEBUNAN
Tanah perkebunan rakyat        =         750,5   Ha
Tanah perkebunan Negara       =                     Ha
Tanah perkebunan  swasta       =                     Ha
TANAH FASILITAS UMUM
Kas desa                                  =                     Ha
Lapangan                                =         4,35     Ha
Perkantoran pemerintah           =         1,75     Ha
Lainnya                                    =                     Ha
TANAH HUTAN
Hutan lindung                          =                     Ha
Hutan produksi                       =   675            Ha
Hutan konservasi                     =                     Ha
JUMLAH                                 = 1.830           Ha





3.3    Kondisi Sosial Budaya dan Ekonomi
1. Mata Pencaharian
Tabel. 1.3 Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian

Mata Pencaharian

Jumlah Jiwa
Karyawan

·         Pegawai Negeri Sipil (PNS)
4
·         Swasta
20
Wiraswasta
·         Petani
1300
·         Tani

·         Pengrajin

·         Pedagang
31
·         Peternakan
10
·         Nelayan
215
·         Montir
6
·         Tenaga Kesehatan
2

2.      Jenjang Pendidikan
Tabel. 1.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Pendidikan
Jumlah jiwa
Belum sekolah
541
Sekolah dasar  (SD)
861
Sekolah menengah pertama (SMP)
276
Sekolah menengah atas (SMA)
182
Akademi (D1-D3)
10
Sarjana
9

3.      Agama
Tabel 1.6 Jumlah penduduk berdasrkan Agama
Agama
Jumlah Jiwa
Islam
1.701
Kristen
175
Hindu
5
Budha
-
Lain-lain
-





BAB IV
PEMBAHASAN

4.1  Sifat -sifat Pemimpin Menurut Para Ahli
a.    Menurut
Pemimpin perlu mempunyai karakter keanggotaan kumpulannya iaitu perlu memiliki nilai-nilai, sikap dan perhatian yang dipunyai kumpulannya.Pemimpin perlu mempunyai tujuan dan estimasi yang dipunyai anggota-anggota kumpulannya yang lebih besar dan istimewa dibandingkan dengan anggota-anggota yang lain tanpa merosak nilai-nilai & sikap serta perhatian yang dimiliki kumpulannya
 b. Menurut WHYTO
Pemimpin perlu lebih banyak memberi pada anggotanya dibandingkan dengan yang diberikan anggotanya kepada pemimpinnya.Pemimpin adalah titik fokus organisasi kumpulannya. Pemimpin tidak perlu orang yang pandai dalam bermacam-macam hal, tapi perlulah merupakan yang terpandai dalam hal yang menjadi tujuan kumpulannya.Pemimpin perlu dapat bertindak pada saat suatu situasi memerlukan tindakan.Pemimpin perlu dihargai untuk keputusan-keputusan yang diambilnya secara bijaksana dan keputusan ini tidak boleh dikangkangi oleh orang lain. Pemimpin perlulah lebih terkenal & lebih dihormati di luar kumpulan dibandingkan dengan orang lain dalam kumpulannya. Pemimpin perlu mengenal kemampuan pengikut-pengikutnya sebagai dasar untuk suatu tindakannya. Pemimpin perlu mempunyai ‘tangan kanan’ nya iaitu anggota kumpulannya pada siapa dia akan berunding sebelum dia menggerakkan kumpulannya.
c.     Menurut Krech dan Crutchfield fungsi spesifik seorang pemimpin adalah:
- Sebagai eksekutif
- Perencana
- Pembuat siasat
- Pakar
- Terkenal di luar kumpulan
- Pengatur hubungan antara individu dalam kumpulannya
- Pemberi hadiah dan hukuman
- Sebagai mediator
- Sebagai telada
n
4.2 Kepemimpinan Kepala Desa Silamapayang Dalam Menyelenggarakan Pemerintahan

Kepemimpinan adalah merupakan suatu kenyataan kehidupan suatu organisasi, bahwa pimpinan memainkan peranan yang amat penting, bahkan dapat dikatakan amat menentukan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapakn sebelumnya. Memang benar bahwa pimpinan, baik secara individu maupun secara kelompok atau ruang lingkup hidup dalam organisasi yang melakukan tugas tidak mungkin dapat bekerja sendiri. Dalam menerapkan gaya kepemimpinan, pimpinan membutuhkan sekelompk orang lain yang dikenal sebagai bawahan, yang digerakkan sedemikian rupa sehingga para bawahan itu memberikan pengabdian dan sumbangsihnya pada kontor dimamna ia mengabdi sebagai aparat desa.
Dalam mengimplementasikan kepemimpinannya, Kepala Desa Silampayang mengupayakan agar setiap hari kerja masuk kantor dipagi hari tepat waktu sebagaimana yangng diberlakukan sesuai kesepakatan. Di Kantor Desa Silampayang, tanpa diinstruksikan lagi kepada bawahan bahwa masuk kantor tepat pada waktunya. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan sendiri, bahwa nyata baik kepala desa maupun aparat kantor desa selalu masuk kantor dengan tepat waktu dan tidak pernah absen kecuali ada halangan tertentu.
Disiplin merupakan suatu sikap yang mencerminkan ketaatan dan kepatuhan terhadap suatu aturan, sedangkan disiplin kerja merupakan ketaatan, ketekunan, sikap hormat yang nampak sesuai dengan tata aturan yang telah disepakatkan dalam suatu organisasi dimana ia berada. Dalam setiap organisasi diinginkan tercapainya tujuan organisasi dengan baik.
Hal-hal tersebut diatas mengandung maksud melaksanakan segala sesuatu yang diwajibkan dan menjauhi segala sesuatu yang menjadi larangan. Disiplin menunjukan adanya kesesuaian atau keselamatan antara perilaku dengan peraturan-peraturan yang telah ditentukan. Namun disiplin aparat desa dalam melaksanakan tugas juga sangat dipengaruhi oleh gaya atau tipe kepemimpinan. Adapun tipe dan gaya kepemimpinan adalah sebagai berikut :

A.                                                                          Tipe Kepemimpinan
1.         Tipe Partenalistis
Yaitu tipe kepemimpinan yang kebapakan, dengan sifat antara lain:
a.   Dia mengnggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan.
b.    Dia bersikap terlalu melindungi (overly protective)\
c.    Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri
d.    Tidak memberikan atau hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut dan bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri.
e.    Hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif.
f.     Selalu bersikap maha benar dan maha tahu
2.      Tipe militeristis
Sifatnya sik kemiliter-militeran. Hanya gaya luaran saja yang mencontoh gaya militer, tetapi jika dilihat lebih seksama, tipe ini mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter.
3.       Tipe otokratis
Otokrat berasal dari kata autcs= sendiri;dan kratos=kekuasaan, kekuatan. Jadi otokrat berarti penguasa absolute. Kepemimnan ini mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak harus dipatuhi.
4.    Tipe Demokratis
tipe ini merupakan seluruh anggota kelompok dalam organisasi, sebagai factor yang penting dan utama karena tipe ini selalu memberikan kesempatan pada setiap anggota kelompok untuk maju, dimana dalam setiap pengambilan keputusan selalu didasarkan atas kehendak bersama.
Dari keempat tipe kepemimpinan diatas, tipe kepemimpinan yang diterapkan oleh Kepala Desa Sansarino yaitu tipe kepemimpinan Demokratis. Dimana tipe kepemimpinan demokratis ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Wewenang pimpinan tidak mutlak
2.      Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan
3.      Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
4.      Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
5.      Komunikasi berlangsung timbal-balik antar pimpinan dan bawahan
6.      Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku perbuatan atau kegiatan bawahan dilakukan secara wajar
7.      Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan
8.      Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan atau pendapat
9.      Tugas tugas kepada kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada instruktif
10.  Pujian dan kritikan seimbang
11.  Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas kemampuan masing masing
12.  Pimpinan meminta kesetiaan bawahan secara wajar
13.  Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak
14.  Terdapat suasana saling percaya, saling hormat menghormati dan saling harga menghargai
15.  Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama pimpinan dan bawahan.
B.                       Gaya Kepemimpinan
1.        Gaya Kepemimpinan otoriter
Gaya kepemimpinan otoriter memposisikan kekuasaan pada satu orang, dimana semua kebijakan dan keputusan yang diambil terletak pada pimpinan dan anggota atau bawahan hanya tinggal menjalankan sja, kepemimpinan semacam ini selalu memandang bawahan adalah kelompok yang rendah.
2.                                Gaya Kepemimpinan kendali bebas
kepemimpinan hanya berupa symbol atau berupa nasehat bagi anggota atau kelompok dalam organisasi dimana kendali kepemimpinan berada pada keinginan sebagkepemimpinan berada pada keinginan sebagian anggota atau kelompok dalam pengambilan keputusan dan dalam melakukan kegiatan sesuai keinginannya masing-masing.
3.                                                              Gaya Kepemimpinan demokratis,
tipe ini merupakan seluruh anggota kelompok dalam organisasi, sebagai factor yang penting dan utama karena tipe ini selalu memberikan kesempatan pada setiap anggota kelompok untuk maju, dimana dalam setiap pengambilan keputusan selalu didasarkan atas kehendak bersama.
4.                                                              Gaya kepemimpinan Partisipatif
Gaya kepemimpinan ini lebih banyak mendesentralisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.

4.3. Bagaimana Kepemimpinan Kepala Desa Silampayang
       Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah mengatakan bahwa kepala desa dalam melaksanakan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenag dari Bupati.
Selain tugas tersebut juga menyelenggarakan tugas pemerintahan yang meliputi mengkoordinasi kegiatan pemberdayaan masyarakat, mengkoordinasi upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, menkoornasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undanga, mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintah ditingkat desa, serta melaksanakan pelayanan masyarakat.
Melihat tugas dan fungsi yang begitu berat harus dilaksanakan oleh aparat desa maka diperlukan setiap aparat memiliki kemampuan atau kreativitas yang baik agar suatu organisasi dapat tercapai dengan baik. Pengertian kepala desa secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pemerintahan desa yang memimpin penyeleggaraan pemerintahan yang ada didesa dan bertanggung jawab kepada rakyat melalui BPD dalam menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Bupati/Walikota melalui Camat.
Kepala desa merupakan pengembangan penanggung jawab utama dibidang pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan, dengan kata lain seorang kepala desa administrator dalam ruang lingkup pemerintah di desa. Hal tersebut sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh Kartini Kartono bahwa “Kepala desa adalah sebagai pemimpin tertinggi diwilayahnya”, sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia dinyatakan bahwa “kepala desa adalah kepala kampung atau orang yang mengepalai desa”.
Menurut HAW Widjaja bahwa kepala desa/warga adalah sebagai berikut “kepala desa/warga berkedudukan sebagai pemimpin dalam penyelenggaraan pemerintahan desa/warga berdasarkan kebijakan yang ditetapkan BPD.
Penyelenggaraan pemerintahan merupakan unit terdepan dalam pelayanan pada masyarakat, serta tongkat strategis untuk keberhasilan semua program karena merupakan langkah mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
Pelayanan kepada masyarakat yang merupakan unsur daripada pelaksanaan administrasi pemerintahan perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar program yang ada dalam suatu desa dapat dilaksanakan dengan baik. Kepala Desa Silampayang merupakan pemimpin yang sangat demokratik dimana setiap pengambilan keputusan kepala desa selalu melibatkan masyarakatnya sehingga kegiatan-kegiatan yang diprogramkan didesa dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Pola kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin memiliki kaitan yang sangat erat dengan sifat atau karakter dan kemampuan yang dimilikinya tersebut kemudian akan berimplikasi terhadap gaya dan tipe kepemimpinan yang diterapkan.
Motivasi merupakan suatu pemberian atau penggerakan kerja dari atasan kepada bawahannya, dan lebih pentingnya motivasi yaitu dapat meningkatkan etos kerja, hendaknya seorang pemimpin mampu menempatkan diri pada situasi-situasi tertentu, dalam menerapkan tipe kepemimpinan maksudnya dalam memberikan arahan maupun dorongan kepada bawahannya harus sesuai dengan keberadaan bawahannya tersebut.
Oleh sebab itu kepemimpinan mempunyai kaitan erat dengan motivasi, sebab keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakan orang lain, dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada bawahannya, karena tingkah laku bawahannya biasanya didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan sehingga harus selalu diamati, diarahkan dan diawasi dalam rangka pelaksanaan tugas sehingga bawahannya tidak bertentangan dengan norma maka dalam hal ini, kepala desa sebagai seorang pemimpin harus memberikan semangat dan dorongan kepada bawahannya. 
Pemimpin merupakan peran yang penting dalam membantu kelompok, oranisasi atau untuk mencapai tujuan untuk mekankan organisasi itu sendiri merupakan kesatuan yang memungkinkan masyarakat untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu, pentingnya seorang kepala desa membina hubungan baik dengan masyarakat, sehingga pemerintah mampu merealisasikan tujuan-tujuan khususnya pelayanan masyarakat. Dalam hal ini, Kepala Desa Silampayang memiliki hubungan yang baik dengan masyarakatnya sehingga setiap kegiatan ataupun program-program yang direcanangkan didesa selalu terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan.
Pengambilan keputusan mempunyai arti penting bagi organisasi dalam mencapai suatu keberhasilan, terutama karena masa depan suatu oranisasi banyak ditentukan oleh pengambilan keputusan sekarang, sebab pengambilan keputusan merupakan proses memilih suatu alternatif, cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai dengan situasi. Proses yang dimaksud adalah untuk menemukan dan menyelesaikan masalah dalam suatu ornisasi, sehingga diperlukan kemampua seorang pemimipin dalam melaksanakan wewenangnya dalam pengambil keputusan yang akan atau harus dilaksanakan oleh anggota oranisasi atau pegawainya. Pengambilan keputusan memerlukan keberanian, karena setiap keputusan memiliki resiko, terutama jika proses atau mekanismenya,tidak memenuhi tuntutan teori pengambilan keputusan, karena tanpa keberanian seorang pemimpin tidak mungkin menggerakan anggota dan pengawainya dalam suatu oranisasi. Dengan kata lain, tanpa keberanian mengambil keputusan seorang pemimpin tidak mungkin mempengaruhi pikiran sikap dan perilaku anggota atau bawahannya.
Dalam rapat pengambilan keputusan Kepala Desa Silampayang selalu melibatkan masyarakatnya, karena masyarakatlah yang lebih tahu apa yang diinginkan dan dibutuhkannya. Dalam hal ini, Kepala Desa Silampayangt selalu melibatkan masyarakatnya dalam suatu rapat sehingga pengambilan keputusan yang dilaksanakan di Desa Silampayang itu sesuai dengan apa yang diinginkan pemimipin dan masyarakatnya. Selain itu Kepala Desa Silampayang mempunyai tipe kepemimpinan cukup demokratik dimana kepala desa mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakatnya sehingga pengambilan keputusan yang selalu sesuai dengan apa yang direncanakan bersama dengan masyarakatnya.



BAB V
PENUTUP

5.1    Kesimpulan
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Desa Silampayang telah dapat berjalan dengan baik. Karena kepala Desa Silampayang selalu memperhatikan aspirasi masyarakat dan membimbing bawahannya dalam bekerja serta selalu melibatkan bawahannya untuk bekerja sama menyelesaikan tugas dan pekerjaan sebagai aparat desa.

5.2    Saran
1.  Diharapakan agar seluruh masyarakat desa Sansarino dapat berpartisipasi dan mengeluarkan aspirasi mereka serta mendukung seluruh program kerja yang dilaksanakan oleh aparat desa untuk kemajuan desa Sansarino, karena kerja sama yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula.
2.  Masyarakat juga harus aktif dalam menilai setiap program kerja maupun tugas yang dilaksanakan dan oleh aparat desa.










DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Panduan Pelaksanaan KKN Profesi Integral tematik posdaya Angkatan 68 Semester Genap Tahun 2013/2014. Palu: P2WKKN LPM Universitas Tadulako.
Anonim. 2011. Profil Desa Silampayang, Kecamatan Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong 2013/2014 : Desa Silampayang.
Hadarwi Nawawi, 2003, Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi, Gaja
             mada    university Press, Yogyakarta
Khairuddin, 1992, Pembangunan Masyarakat, Liberty, Jokjakarta
Siagian, S. P, 1984, Proses Pembangunan Nasional, Gunung
            Agung, Jakarta













Sejarah Desa Silampayang Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong

Sejarah Desa Silampayang Pada tahun 2006 Tokoh Masyasakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Perempuan dan Toko Pemuda dusun II   Labu...